PRINSIP
FISIKA DALAM PENERBANGAN
Proses
bagaimana pesawat dapat terbang erat kaitannya dengan beberapa konsep fisika,
antara lain Prinsip Bernoulli, Hukum 3 Newton dan efek coanda, berikut
penjelasannya :
Prinsip
Bernoulli
Prinsip
Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida (untuk ketinggian
yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil sehingga terjadi perbedaan
antara tekanan udara dibawah sayap dengan tekanan udaraa diatas sayap. Hal
tersebut yang menciptakan gaya angkat. Selain itu, Sayap pesawat juga memiliki
kontur potongan melintang yang unik yaitu airfoil.
Pada
airfoil, permukaan atas sedikit melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan
permukaan bawah relatif datar. Bila udara mengenai kontur ini, maka udara
bagian atas akan memiliki kecepatan lebih tinggi daripada udara bagian bawah.
Gambar.
Penampang dan diagram aliran angin di sekeliling sayap pesawat
Selain
itu jika kita mengmati penampang melintang sayap pesawat, kita dapati bahwa
bidang sayap pesawat tidaklah sejajar dengan tubuh pesawat, tetapi agak miring
di bagian depan (yang disebut sebagai angle of attack) dengan sudut sekitar 4
derajat untuk pesawat-pesawat kecil. Dengan bentuk seperti ini, udara yang
dilintasi pesawat akan sedikit ‘tertahan’ di bagian bawah sayap, yang akhirnya
mendorong sayap ke atas. Prinsip-prinsip inilah, dengan sedikit kontribusi
prinsip Bernoulli, yang menjadi faktor utama di balik terbangnya sebuah
pesawat.
Hukum
3 Newton
Hukum
III Newton menekankan pada prinsip perubahan momentum manakala udara dibelokkan
oleh bagian bawah sayap pesawat.
Dari
prinsip aksi reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya sama
dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara. Bentuk sayap air foil
membuat udara yang mengalir di atas ‘diarahkan’ sehingga secara umum lebih
banyak udara yang dihembuskan ke arah bawah”. Dari fakta ini, sesuai hukum III
Newton, dengan adanya udara yang dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di
bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat.
Efek
Coanda
Efek
Coanda menekankan pada beloknya kontur udara yang mengalir di bagian atas
sayap. Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa udara untuk mengikuti
kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut dimungkinkan karena adanya
daerah tekanan rendah pada bagian atas sayap pesawat . Perbedaan tekanan
tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya angkat.
Gaya
–Gaya yang bekerja
Gaya-gaya
aerodinamika ini meliputi Gaya angkat (lift), Gaya dorong (thrust),
Gaya berat (weight), dan Gaya hambat udara (drag). Gaya-gaya
tersebutlah yang mempengaruhi terbang semua benda-benda di udara, seperti
burung-burung yang bisa terbang atau pesawat
- Gaya dorong (Thrust), dihasilkan oleh mesin (powerplant)/ baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya hambatan (drag).
- Gaya hambatan (Drag), arahnya kebelakang disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain.
- Gaya berat (Weight), merupakan gabungan dari berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Gaya berat menarik pesawat ke arah bawah karena dipengaruhi gaya gravitasi bumi.
- Gaya angkat (Lift), dihasilkan dari efek dinamis udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.
Gaya
angkat pesawat terbang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
:
- Sudut pertemuan antara sayap dan udara, gaya angkat akan makin besar jika sudut pertemuan antara sayap dan udara makin besar.
- Massa jenis udara, semakin besar nilai massa jenis udara makin besar pula gaya angkatnya
- Kecepatan pesawat relatif terhadap udara, semakin cepat gerak pesawat maka semakin besar gaya angkat yang dihasilkan.
- Desain airfoil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar