MAKALAH GERAKAN PRAMUKA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan
Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
“Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat
muda yang suka berkarya.
Pramuka
merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang
lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan
Majelis Pembimbing.
Sedangkan
yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Kepanduan (b. Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.
Gerakan Kepanduan (b. Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.
BAB II
GERAKAN PRAMUKA DI
INDONESIA
A.
Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan
berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu
wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera
mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres
yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu
pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang
ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun
sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa
Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong
berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo
merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo
berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini
pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang
ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar
Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana
kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran
upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini
diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan
suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan
kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada
dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI,
dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa
Barat, dengan topik “Penasionalan Kepanduan”. Kalau Jambore untuk putera
dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan
perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat.
Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
B. Lahirnya Gerakan Pramuka
di Indonesia
Gerakan
Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan
kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan
itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan
supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka
(Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord
Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan
itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk
panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof.
Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo
Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah
Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
C. Fungsi Gerakan Pramuka
di Indonesia
Dengan
landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan menarik bagi
anak atau pemuda
Kegiatan
menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan,
jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat
kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang
dewasa
Bagi
orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan
organisasi
Kepramukaan
merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,
dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
D. Tujuan Pramuka
Gerakan
Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia
dengan tujuan agar;
•
Anggotanya
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
•
Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan
dan keterampilannya.
•
Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat
fisiknya.
•
Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga
negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna,
yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negar.
E. Tingkatan dalam gerakan
pramuka
Tingkatan
dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan
anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU.
Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga
Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
•
Tingkatan
Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
•
Tingkatan
Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
•
Tingkatan
Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada
juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu
tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya. Kelompok dibagi menjadi 4 :
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya. Kelompok dibagi menjadi 4 :
•
Kelompok
umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
•
Kelompok
umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
•
Kelompok
umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
•
Kelompok
umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada
juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki
kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk
orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka
yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya
adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
F. Lambang dan sifat
gerakan Pramuka
Lambang
Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju
pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah
kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung
sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah
kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi)
dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
•
Nasional,
yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara
haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
•
Internasional, yang berarti bahwa organisasi
kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa
membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
•
Universal,
yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu
menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
LAMBANG
GERAKAN PRAMUKA
Lambang
gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota Gerakan Pramuka.
Lambang
tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka
yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan
sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk
dan Arti Kiasan
Bentuk
lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang
gerakan pramuka :
1.
Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2.
Buah
nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3.
Nyiur
dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
4.
Nyiur
tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5.
Akar
nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6.
Nyiur
adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri
dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara
RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.
Penggunaan
Lambang
Lambang
gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan
satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan
kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan
pramuka tersebut.
G. Prinsip dan Metode
Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan
kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell
sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar
dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui
pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau
remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan
secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi
itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam
Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan bertumpu pada:
•
Keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
•
Kepedulian
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
•
Kepedulian
terhadap diri pribadinya;
•
Ketaatan
kepada Kode Kehormatan Pramuka.
1.
Prinsip
dasar
Prinsip
Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk
diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
2.
Metode
Metode
Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
•
Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka;
•
Belajar
sambil melakukan;
•
Sistem
berkelompok;
•
Kegiatan
yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan Perkembangan
rohani dan jasmani pesertadidik;
•
Kegiatan
di alam terbuka;
•
Sistem
tanda kecakapan;
•
Sistem
satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
•
Sistem
among.
Metode Kepramukaan pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan
itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga
digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang
merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi
pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya
tujuan.
H. Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka
yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut
Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip
Dasar Kepramukaan.
1.
Satya
Satya adalah :
•
Janji
yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
•
Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
Titik tolak memasuki proses
pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan
spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua,
sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang
digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji
akan bersungguh-sungguh:
•
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti
tatakrama keluarga
•
setiap
hari berbuat kebajikan. ”
Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik
menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya,
diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya
di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan
penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk
Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
•
Trisatya
untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2.
menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3.
menepati
Dasadharma.
•
Trisatya
untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
2.
Dharma
Dharma
adalah :
• Alat proses pendidikan
sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur
• Upaya memberi pengalaman
praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
• Landasan gerak Gerakan
Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya
mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling
menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
• Kode Etik Organisasi dan
satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama
aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan
penentuan putusan.
Dharma
dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma
dan Dasadharma”
Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma
Pramuka Siaga
•
Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
•
Siaga berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1.
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.
Patriot yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh dan suka bermusyawarah.
5.
Rela menolong dan tabah.
6.
Rajin, terampil, dan gembira.
7.
Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.
Disiplin, berani, dan setia.
9.
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
I. Tanda kehormatan
1. Tanda Jabatan
Menunjukkan
jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan
organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan
kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
3.
Tanda
Kehormatan
Menunjukkan
jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya
dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
Pengertian
Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Menurut
bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai
karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana
individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari
sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa
ada pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain,
keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1991
Pendidikan
diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik.
Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai
pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Menurut Wikipedia
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Jadi
secara umum dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan
juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Dari
masing-masing penjelasan antara karakter dan pendidikan setelah kita
menghubungkannya maka pendidikan karakter itu sendiri merupakan usaha sadar dan
terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dari masing-masing
individu untuk membentuk suatu pemikiran yang tertanam dalam dirinya sebagai
suatu kebiasaan. Tentunya tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri lebih
kearah yang positif dikarenakan karakter dari setiap individu tersebut
menentukan bagaimana karakter dari suatu bangsa. Jadi sangatlah penting setiap
individu mendapatkan pendidikan karakter.
Pendidikan
karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung.
Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada
peserta didik dalam segala satuan pendidikan.
Dalam
tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran
tentang kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan
pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa.
Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan
mudah diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh
pada perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen
dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan
sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya
sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan melalui
jalur pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi kecerdasan
emosional dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan
karier anak dikemudian hari. Berbagai media bisa digunakan untuk pendidikan
karakter, salah satunya melalui Kepramukaan.
Melihat
permasalahan tersebut, faktor inovasi dan kreativitas ternyata menempati posisi
yang sangat penting bagi keunggulan suatu negara. Bila ditarik secara lebih
mendasar maka faktor inovasi dan kreativiats ini berhubungan erat dengan
karakter suatu bangsa sebab hanya bangsa yang berkarakter mampu memiliki
kreativitas dan menciptakan inovasi-inovasi penting bagi peradaban.
Karakter
bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia
ibarat kemudi dalam wahana berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia,
jelas bahwa kemudinya adalah Pancasila yang merupakan falsafah bangsa. Namun,
fenomena keseharian kita menunjukkan bahwa perilaku masyarakat belum sejalan
dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila. Kondisi ini
menyebabkan munculnya keinginan pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat
untuk merevitalisasi peran Pancasila dalam membangun karakter bangsa.
Menanamkan
dan Menumbuhkan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Dalam
menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan mempergunakan 10
pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu
norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan
dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku
pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu:
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai
pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah
pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun
tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan
perintah-Nya.
Cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia.
Selain
sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya, makhluk
yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul, berrtetangga. Kita
tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita memerlukan bantuan orang lain.
Patriot yang sopan dan
kesatria.
Sebagai
Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan
bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi seseorang di
tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.
Patuh dan suka
bermusyawarah.
Dalam
situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap
aturan yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah dalam
mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.
Rela menolong dan tabah.
Pramuka
senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku. Dan
harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa ada sikap ingin dipuji.
Dalam setiap perjuangan itu seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi
gangguan, tantangan, halangan, dan hambatan.
Rajin,terampil dan gembira.
Anggota
Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia
berada dalam pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam kegiatan, tetapi harus
dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan itu pun
harus dilaksanakan dengan senang dan gembira.
Hemat,cermat dan bersahaja.
Kita
hendaknya tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura untuk
kepentingan sesaat. Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang,
memprioritaskan apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak
perlu janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang Pramuka jangan sombong di
depan orang lain, jangan angkuh, tapi bersahaja dalam bergaul.
Disiplin, berani dan setia.
Anggota
Pramukaharus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah,
bermain, dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan percuma,
tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota Pramuka harus berani
karena benar, tetapi takut karena salah. Pramuka harus setia terhadap janji
setianya karena itulah nilai-nilai luhur pribadi manusia.
Bertanggung jawab dan dapat
dipercaya
Setiap
anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat.
Suci dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan.
Inilah
pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.
Gerakan
Pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal diharapkan
mampu menjadi suatu kekuatan perubahan sosial nasional. Peran besar gerakan
pramuka dalam pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter
bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari – hari.
Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka pendidikan
kepramukaan yang sebenarnya paling cocok untuk mempersiapkan kaum muda untuk
menanggulangi merosotnya karakter bangsa, karena kegiatan kepramukaan bersumber
dari Dasa Dharma Pramuka. Dengan demikian, dapat menunjukkan bahwa Gerakan
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat
relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai
pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma.
Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Pelaksanaan
pendidikan dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam
kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut; Upacara pada hari
Senin, beribadah/sholat bersama, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran,
mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan
yang harus ditinggalkan; Membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak
sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan,
mencuri, berpakaian tidak senon dan lain sebagainya.
Sikap
peserta didik yang baik perlu dipuji; Memperoleh nilai tinggi, menolong orang
lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji, berpakaian rapi, datang tepat
pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, penuh kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan lain
sebagainya.
LAMBANG
GERAKAN PRAMUKA
Lambang
gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota Gerakan Pramuka.
Lambang
tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka
yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan
sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk
dan Arti Kiasan
Bentuk
lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang
gerakan pramuka :
1.
Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2.
Buah
nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3.
Nyiur
dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
4.
Nyiur
tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5.
Akar
nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6.
Nyiur
adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara
RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.
Penggunaan
Lambang
Lambang
gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan
satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan
kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan
pramuka tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Pendidikan
karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat perkembangan
masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah
dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda yang
lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk ke
Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri.
Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
Saran
Makalah
ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah
dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka.
Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada
pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter
dalam kepramukaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar